Mungkin agan khawatir akan banyaknya radiasi dari alat pemindai (scanners) di bandara, saluran listrik bertegangan tinggi, telepon seluler, atau bahkan peralatan dapur seperti microwave. Memang benar kalau alat-alat tersebut memancarkan radiasi. Namun, yang patut diwaspadai adalah potensi radiasi saat kita menggunakan perangkat medis.
Masyarakat Amerika termasuk penduduk yang paling banyak terkena radiasi dari penggunaan alat kesehatan di seluruh dunia, bahkan jumlahnya lebih tinggi daripada orang-orang di negara-negara kaya lainnya. AS menyumbang sekitar setengah dari prosedur medis paling maju yang menggunakan radiasi, dan jumlah orang yang terkena radiasi terus tumbuh rata-rata enam kali lipat selama beberapa dekade terakhir.
Terlalu banyak radiasi dapat meningkatkan risiko kanker. Resiko itu terus meningkat karena orang sehari-hari sering sekali melakukan tes apa pun melalui alatalat pemindai kesehatan.Misalnya sinar-X atau CT scan.
Seperti cerita dari seorang anak remaja dari New Hampshire, Amerika Serikat yang sering melakukan CT scan untuk memeriksa batu ginjalnya. Ahli radiologi Dr Steven Birnbaum mengungkapkan, remaja tersebut total telah menjalankan 14 kali tes menggunakan sinar-X.
Melihat jumlah itu, saya (merasa) takut. Risiko kanker itu tentu saja akan tinggi, terangnya.
Dia lalu meminta data dari dua rumah sakit tempatnya bekerja untuk mengetahui berapa banyak pasien yang telah menjalani CT scan sebanyak 10 kali atau lebih, atau pasien di bawah 40 tahun yang sudah lima kali melakukannya, yang sudah pasti berbahaya.
Birnbaum menemukan 50 orang di antaranya selama tiga tahun ini, termasuk seorang wanita muda dengan 31 kali pemindaian di perut. Birnbaum memaparkan, sinar- X atau CT scan digemari karena bisa memberikan hasil yang cepat dan sangat terperinci dibandingkan dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI), ultrasonografi (USG), atau pencitraan resonansi magnetik yang tanpa radiasi.
Karena itu, penggunaan sinar-X terus meningkat selama beberapa dekade terakhir. Radiasi merupakan bahaya yang terselubung karena kita tidak akan merasakan apa-apa ketika terkena radiasi.
Dampaknya pun baru akan terasa atau terlihat setelah beberapa tahun kemudian. Jika dilakukan hanya sekali, tes yang menggunakan radiasi akan menimbulkan resiko kecil.
Namun jika terlalu sering, resiko terganggunya kesehatan akan semakin besar pula. Dokter tidak bisa menghitung berapa paparan radiasi yang dialami pasien. Mereka hanya menjalankan tugas melakukan tes, bukan sering atau tidaknya. Kecuali untuk manmogram, tidak ada aturan pemerintah yang mengatur dosis radiasi.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat akan membuat regulasi yang mengatur dosis standar untuk tes umum masyarakat dalam penggunaan sinar X, sehingga pasien dan dokter dapat melihat berapa batasan dosis yang telah diberikan. FDA juga akan mendorong kalangan industri dan dokter untuk menerapkan standar tersebut.
Kami sedang mempertimbangkan persyaratan dan panduan untuk pencatatan dosis dan parameter teknis lainnya dari tes pemindaian (dengan sinar-X), kata Sean Boyd, kepala bidang perangkat diagnostik FDA.
Tujuan jangka pendek dari peraturan tersebut adalah mengembangkan sebuah catatan radiasi medis untuk melacak dosis paparan radiasi dari awal hingga terakhir kali.
Salah satu cara kita untuk meningkatkan perlindungan (pasien) adalah jika kita memiliki semacam pencatat dosis radiasi Geiger Counter, yang dapat diperiksa dokter sebelum tes berlangsung, kata Dr Prashant Kaul dari Duke University, Amerika Serikat.
Kaul memimpin sebuah studi yang membuka mata semua pihak bahwa pasien jantung di Amerika Serikat telah terpapar radiasi dari 850 kali tes sinar-X pada dada, sejak hari pertama mereka berada di rumah sakit. Kebanyakan bertambahnya dosis dari tes lanjutan yang mungkin sebenarnya belum diperlukan.
Karena itu, masyarakat atau pasien juga disarankan untuk kritis bertanya tentang proses, dosis, dan alasan pemindaian yang harus dijalani dan tidak begitu saja menerima saran pemindaian dari dokter.
Anda harus menanyakan semuanya. Tingkat radiasi CT scan sangat tinggi, terutama pada bagian dada dan perut, dua daerah di tubuh tempat kanker kerap tumbuh, tandas Fred Mettler yang mengepalai bagian radiologi di sistem pelayanan kesehatan New Mexico Veterans.